Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau ambles pada perdagangan sesi II Selasa (9/1/2024), di mana investor masih melakukan aksi profit taking.
Per pukul 14:31 WIB, IHSG ambles 1,01% ke posisi 7.208,97. Bahkan, IHSG sempat menyentuh level psikologis 7.100 pada perdagangan sesi I sekitar pukul 11:00 WIB.
Nilai transaksi indeks pada perdagangan sesi II hari ini mencapai sekitaran Rp 7 miliar dengan melibatkan 14 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1 juta kali. Sebanyak 190 saham menguat, 342 saham melemah, dan 224 saham stagnan.
Secara sektoral, sektor bahan baku menjadi pemberat terbesar IHSG di sesi II hari ini, yakni hingga mencapai 3,74%. Tak hanya sektor bahan baku, sektor infrastruktur juga membebani IHSG sebesar 1,65%.
Selain itu, beberapa saham juga memperberat (laggard) IHSG pada sesi I hari ini. Berikut saham-saham yang menjadi laggard IHSG.
Emiten | Kode Saham | Indeks Poin | Harga Terakhir | Perubahan Harga |
Barito Renewables Energy | BREN | -50,12 | 5.500 | -18,52% |
Chandra Asri Petrochemical | TPIA | -33,41 | 4.220 | -20,00% |
Barito Pacific | BRPT | -13,23 | 1.115 | -15,53% |
Merdeka Copper Gold | MDKA | -3,92 | 2.560 | -5,54% |
Sumber Alfaria Trijaya | AMRT | -2,34 | 2.750 | -1,79% |
Kalbe Farma | KLBF | -1,19 | 1.580 | -0,63% |
Saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) kembali menjadi saham yang memberatkan IHSG paling besar pada sesi II hari ini, yakni hingga mencapai 50,1 indeks poin.
Tak hanya BREN, saham PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) dan PT Barito Pacific Tbk (BRPT) juga membebani IHSG masing-masing 33,4 indeks poin dan 13,2 indeks poin. Dengan ini, maka tiga saham Prajogo Pangestu menjadi top laggard IHSG pada hari ini.
Padahal menjelang akhir 2023, saham BREN dan dua saham Prajogo lainnya sempat menjadi top movers IHSG, sehingga IHSG berhasil menyentuh level psikologis 7.200.
IHSG kembali terkoreksi dan bahkan lebih parah koreksinya dari perdagangan kemarin, di mana aksi profit taking investor menjadi salah satu penyebab jatuhnya IHSG pada hari ini.
Hal ini terjadi setelah beberapa hari lalu IHSG berhasil mencetak rekor tertinggi sepanjang masanya dalam dua kali yakni pada Kamis dan Jumat pekan lalu.
Selain karena aksi profit taking, investor juga cenderung wait and see menanti rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) periode Desember 2023 yang akan dirilis pada Kamis pekan ini.
Namun sebelum merilis data inflasi, AS akan merilis terlebih dahulu data neraca perdagangan periode November 2023 pada malam hari ini waktu Indonesia.
Neraca perdagangan AS pada November 2023diproyeksi akan mengalami defisit lebih besar mencapai US$ 65 miliar, dibandingkan defisit bulan sebelumnya sebesar US$ 64,3 miliar.
Walaupun data yang keluar cenderung laggard, akan tetapi proyeksi pelebaran defisit neraca dagang ini menunjukkan semakin terkontraksi-nya perdagangan ekspor dan impor di AS.
Melansir dari Trading Economics, ekspor AS pada November akan menyusut ke US$ 252,8 miliar dibandingkan bulan sebelumnya sebesar US$ 258,8 miliar. Sementara impor akan menyusut jadi US$ 317,6 miliar dibandingkan satu bulan sebelumnya sebesar US$ 323 miliar.
Kemudian pada Kamis mendatang, data inflasi konsumen Negeri Paman Sam periode Desember 2023 akan dirilis. Dalam basis tahunan, konsensus pasar menargetkan inflasi akan tumbuh sebesar 3,2% (yoy), lebih rendah dibandingkan November 2023 yang tumbuh 3,1%.
Sementara itu, untuk inflasi inti AS diperkirakan tumbuh melandai sebesar 3,8% (year-on-year/yoy), dibandingkan sebulan sebelumnya yang tumbuh 4% (yoy).
Data inflasi AS akan dipantau ketat oleh pelaku pasar, karena akan menentukan sikap bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) berikutnya terkait dengan kebijakan suku bunga acuan.
Sementara itu dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) mencatat Indeks Keyakinan Konsumen mengalami kenaikan pada Desember 2023. Hal tersebut terlihat dari skor IKK yang naik menjadi 123,8 pada Desember dibandingkan 123,6 pada November 2023.
“Survei Konsumen Bank Indonesia pada Desember 2023 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat dibandingkan dengan capaian pada bulan sebelumnya,” kata Asisten Gubernur Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono, Selasa (9/1/2024). https://belakangan.com/